Penelitian Konstruksi Fisik PRSI Jambi: Menghitung Proporsi Otot untuk Kecepatan

Prestasi renang modern semakin bergantung pada sains, terutama di Jambi. Program Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jambi kini berfokus pada Penelitian Konstruksi Fisik atlet. Tujuannya adalah menghitung proporsi otot ideal. Memahami komposisi tubuh spesifik perenang adalah kunci untuk memaksimalkan potensi kecepatan dan daya dorong mereka di dalam air.


Konstruksi Fisik perenang meliputi analisis komposisi tubuh, khususnya rasio massa otot berbanding massa lemak. Perenang dengan persentase lemak tubuh rendah dan massa otot tinggi cenderung memiliki kepadatan dan hidrodinamika yang lebih baik. Pengukuran akurat ini menjadi dasar penyesuaian program latihan dan nutrisi.


Penelitian ini menggunakan teknik seperti Body Composition Analysis (BCA) dan Dual-energy X-ray Absorptiometry (DEXA) untuk pemetaan. Metode ini memberikan data detail mengenai distribusi otot dan lemak di berbagai segmen tubuh. Informasi proporsi otot ini sangat berharga untuk program latihan berbasis kekuatan.


Fokus diletakkan pada kelompok otot kunci untuk renang, seperti otot punggung (latissimus dorsi), bahu, dan otot inti. Penguatan otot-otot ini penting untuk meningkatkan efisiensi tarikan dan stabilitas tubuh saat berenang. Peningkatan efisiensi ini secara langsung berkorelasi dengan peningkatan kecepatan perenang.


Pemahaman Konstruksi Fisik membantu pelatih mengidentifikasi kelemahan spesifik. Misalnya, perenang mungkin memiliki kaki yang kuat tetapi bahu yang relatif lemah. Program latihan kemudian dapat dipersonalisasi untuk menyeimbangkan proporsi otot dan mencegah cedera karena ketidakseimbangan yang terjadi.


Data dari Penelitian Konstruksi Fisik juga memandu ahli gizi dalam merancang diet. Atlet membutuhkan asupan protein yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perbaikan otot. Nutrisi yang optimal adalah bahan bakar bagi peningkatan massa otot tanpa penambahan lemak berlebih, menunjang kecepatan saat kompetisi.


Analisis berkelanjutan dari proporsi otot membantu memantau respons tubuh terhadap latihan. Jika peningkatan massa otot terhenti, pelatih dapat mengubah jenis atau intensitas latihan. Ini adalah pendekatan adaptif yang memaksimalkan setiap sesi latihan dan mempromosikan performa atlet yang konsisten.